Menata Jogja Kembali
- Version
- Download 6
- File Size 21.71 MB
- File Count 0
- Create Date Juni 20, 2019
- Last Updated Juni 24, 2019
- Download
Menata Jogja Kembali
Penulis: Sunaryo Adhiatmoko, Joko Windoro
Jakarta: Dompet Dhuafa, 2007
vii, 108 hal.; 17 x 24 cm
ISBN: 978-979-98541-3-1
Belum genap setahun gempa melanda Yogyakarta dan Jawa Tengah, saat buku ini diterbitkan. Maka, di antara laporan yang termuat di dalam buku ini sebagian masih ada yang programnya sedang berjalan. Terutama program fisik seperti pembangunan sekolah dan pasar. Meski laporan yang coba dikemas dengan gaya berbeda ini terbit, bukan berarti program Baznas- Dompet Dhuafa usai.
Sebagai penanggungjawab program pasca gempa untuk Yogyakarta dan Jawa Tengah, saya punya catatan sendiri. Sendi fundamental recovery salah satunya menyangkut masalah pendidikan dan ekonomi. Sebagaimana kita mafhum, dalam kondisi apapun pendidikan pasca bencana menjadi kepentingan dasar yang mesti segera diatasi.
Setidaknya dapat dirumuskan beberapa hal terkait pendidikan tanggap darurat di lokasi bencana, pertama Konsep pendidikan yang diberikan hendaklah tetap berdasarkan bidang akademik dan kelompok kelas masing-masing anak. Hal ini dimaksudkan agar prestasi anak di sekolahnya yang sedang berlangsung tidak tertinggal dan mengajak anak untuk segera mungkin menggunakan otaknya untuk berfikir.
Kedua Menentukan strategi pendidikan dengan pendekatan psikologis. Hal ini bertujuan untuk memulihkan kondisi mental si anak agar dapat kembali menjalani mestinya. Tahap ini menjadi modal besar dan utama dalam pendidikan pasca bencana.
Ketiga yaitu menggunakan metode pendidikan dengan basis budaya setempat. Hal ini tidak kalah penting, karena dengan menggunakan akar budaya setempat setiap anak akan merasakan pendidikan dengan familiar. Dalam menangani program pendidikan di Yogyakarta kami mencoba menerapkan tiga hal ini. Sekolah Darurat dan Sekolah Ceria menjadi bagian dalam fase tanggap darurat. Selanjutnya pembangunan gedung sekolah yang dilengkapi sarana pendidikan juga dilakukan. Sebagaimana saat ini kami membanqun SDN Pacar dan MI Giriloyo.
Sementara itu untuk ekonomi, visi kami jelas mengarah pada keberpihakan ekonomi lemah. Itulah mengapa ketika Pasar Kembang Sari di Bantul dibangun kami mendesain sebagai model pasar yang tak selazimnya. Los untuk pedagang kecil diletakkan bagian depan mengepung ruko yang berada di dalam. Itu artinya agar ekonomi merata, pembeli bisa lebih dulu mampir ke pedagang kecil untuk kemudian menyambangi pedagang besar jika kebutuhan yang dicari pada pedagang kecil tidak ada.
Selain pasar, kami menyentuh sisi pemberdayaan ekonomi melalui pendampingan dan pembiayaandana bergulir pada pengrajin batik di Dusun Karang Kulon, Desa Giriloyo, Imogiri. Membangun ekonomi yang berpihak sulit terwujud tanpa dukungan financial yang baik. Saat BMT Ventura kami dirikan, ke sanalah rancangannya berkhidmad. Kalangan usaha kecil mikro akan lebih mudah mengakses dana dari lembaga ini untuk mengembangkan usahanya.
Akhirnya, buku ini sebagai kumpulan catatan kami yang tercecer agak tak hilang digilas waktu. Masyarakat dan publik setidaknya mengetahui, kemana dana kemanusiaan yang mereka salurkan melalui lembaga kami. Banyak kekurangan yang berlobang di sana sini sebagai tanda ketidaksempurnaan kami sebagai manusia. Kami mohon maaf sekaligus membuka diri untuk segala kritik dan masukan yang sifatnya membangun.